A. ASAL USUL SUKU DAYAK LAMAN TAWA
Pada mulanya Suku Dayak Laman Tawa berawal dari laut laba-labe, pindah dari situ, buat kampung di Pontianak, pindah
dari situ buat kampung di Nanga Pinoh tepatnya di kampung Rame pindah dari situ buat kampung di Nanga Pak Sungai
Songang pindah dari situ buat kampung lagi di Nanga Sayan tepatnya Kerangkng Mawakng pindah dari situ buat kampung
lagi di Madong Raya di sungai Bata. Setelah dari kampung Madong Raya, terpecahlah menjadi dua yaitu Pertama : Masuk
Sungai Pinoh, buat kampung di sungai Panak dalam sungai Nobatn di Riam Tarik, pindah dari situ buat kampung di Sungai
Mentawa tepatnya di Nanga Libas. Kedua : Masuk Sungai Ngolas buat kampung di Laman Lompak’n di hulu Sungai
Kanibang anak sungai Ngolas. Pecahnya Laman Lompak’n terjadi kematian Dara Tunggal gara-gara nyuci beras di dalam
rumah dekat dapur tungkuan.
Dayak Laman Tawa ini tepatnya di Sungai Pinoh Desa Nanga Libas, Desa Nanga Ora, dan Desa Penyengkuang Kecamatan
Sokan Kabupaten Melawi. Sungai Pinoh ini bermuara ke Sungai Melawi Sungai Melawi Bermuara ke Sungai Kepuas dan
Sungai Kepuas Bermuara ke Laut tepatnya di Kota Pontianak.
B. SEJARAH ASAL USUL KAMPUNG BOYUTN
Bermula di Sungai Mentawa Nanga Libas pada jaman Nepon (Jepang) sekitar pada tahun 1897 an pada saat itu di Pimpin
oleh Raja, orang Dayak Laman Tawa ini dipaksa masuk islam, jika tidak mau masuk islam maka akan dibunuh oleh Raja
pada masa itu. Sehingga menyebabkan orang dayak lari dan membuat beberapa dukuh salah satu diantaranya yaitu Dukuh Laman Sungai Panak, Dukuh Selumakng, Durian Pako. Tetapi tidak cukup di situ, pada pemuda dan orang tua-tua punya
keinginan dari beberapa dukuh harus disatukan menjadi Kampung, sehingga mendirikan Kampukng Laman Baharu sekitar
pada tahun 1938 an pada jaman Belanda yang datang ke Indonesia kedua kalinya dan Kampung Laman Baru ini kumpulan
beberapa dukuh yaitu Dukuh Batapis, Dukuh Omang, Dukuh Kupo Bolin, Sungai Panak, Duku Baloyakng, Dukuh Durian Pako
dan Dukuh Tanjung Limo.
Sekitar pada tahun 1945 Indonesia Merdeka, Kampung Laman Baharu ini, di pimpin oleh Kepala Kampung dan Kabayatn
(Wakil Kepala Kampung), yaitu Kepala Kampung : Pak Kedok dan Kebayatn : Pak Ubun (1945-1970), Kepala Kampung : Acon
dan Kebayatn : Teman (1970-1990), Kepala Kampung : Sopor dan Kebayatn : Hentong (1990-1996). Pada tahun 1996 ada
peralihan kepemerintahan Kepala Kampung menjadi Kepala Desa, Kebayatn menjadi Kepala Dusun. Sehingga dari
kumpulan beberapa kepala kampung menjadi desa dan kampung menjadi dusun. Kepemerintahannya menjadi Desa Nanga
Libas terbagi menjadi empat dusun yaitu Dusun Nanga Libas (Kampung Nanga Libas), Dusun Lestari Setia (Gabungan
Kampung Laman Baru dan Kampung Nanga Teluai), Dusun Pugar Indah (Gabungan Kampung Ketatai dan Kampung Nanga
Haji) dan Dusun Nanga Tangkit (Kampung Nanga Tangkit). Pada tahun 1996-2004 Dusun Lestari Setia di pimpin oleh Pak
Hentong selaku Kepala Dusun pertama pada masa peralihan jaman itu, namun memperhatikan perkembangan jaman di
Laman Baharu kurang nyaman terumata akses komunikasi, informasi dan tranfortasi, sehingga punya cita-cita dan
keinginan dan pemikir-pemikir dari para tua-tua dan tokoh pemuda untuk beralih dekat dengan sungai pinoh untuk
membentuk sebuah kampung dalam struktur keperintahannya dusun, bahwa dipandang Kampung Laman Baharu ini, terlalu
jauh dan tertinggal baik dari informasi, pendidikan maupun akses komunikasi. Sehingga para tua-tua coba membuat
kampung di Buluh Berani tetapi tidak jadi, coba lagi di Sengkuang Betali juga tidak jadi dan terakhirnya di Boyutn dan
penyebaran Agama Katholik pada tahun 1982 oleh Pastor J. Gross, CM. Pada tahun 2000 terjadilah sebuah Kampung Boyutn
yang dimanai Dusun Lestari Setia (Gabungan Kampung Boyutn dan Kampung Teluai). Tanah Kampung Boyutn beli dengan
Haji Abang Tayo orang sokan dengan seekor sapi betina dan diuangkan pada saat ini sebesar Rp. 5.600.000,00 (Lima Juta
Enam Ratus Ribu Rupiah). Pada tahun 2005 terjadilah pemekaran Dusun Lestari Setia menjadi Dusun Lestari Setia
(Kampung Boyutn) dan Dusun Teluai (Kampung Teluai). Mengapa disebut Kampung Boyutn karena ada pohon boyun yang
berada di sungai boyun dan riam boyutn, sedangkan Dayak Laman Tawa adalah identitasnya dan bahasa yang
dituturkannya. |